Sumbawa Besar, NTB — Humas Polres Sumbawa berhasil membongkar 3 kasus hoaks tentang keamanan dalam 1 bulan terakhir, dengan klarifikasi melalui akun Instagram resmi (@polres.sumbawa) meraih lebih dari 50 ribu tampilan. Akun dengan 13 ribu pengikut ini menjadi salah satu kanal utama masyarakat untuk mendapatkan informasi terverifikasi, sementara upaya lapangan berupa pencarian bukti dan komunikasi langsung dengan pembuat hoaks semakin memperkuat peran pihaknya sebagai “jembatan kepercayaan” antara kepolisian dan warga.
Di tengah arus informasi yang bisa viral hanya dalam 5 detik, Humas Polres Sumbawa menghadapi tantangan untuk memastikan setiap berita yang disebarkan akurat dan diterima masyarakat. Peran Humas sebagai titik informasi terpercaya dapat terwujud karena kombinasi upaya di media sosial dan tindakan lapangan, yang membangun kepercayaan meskipun tantangan seperti variasi respon masyarakat dan kecepatan penyebaran hoaks tetap ada.
MEDIA SOSIAL SEBAGAI KANAL INFORMASI CEPAT UNTUK MENCEGAH HOAKS
Data dari Instagram Polres Sumbawa menunjukkan bahwa pihaknya aktif menyebarkan konten yang mencakup berbagai aspek kegiatan kepolisian. Contohnya, postingan tentang penggerebekan kampung narkoba meraih 4.306 likes dan 157 komentar — menandakan masyarakat memberikan perhatian besar terhadap isu keamanan. Selain itu, Humas juga responsif terhadap isu yang berkembang, seperti memberikan himbauan tentang penipuan yang mengatasnamakan Kapolres, untuk melindungi warga.
Kualitas visual konten juga menjadi perhatian, dengan foto dan video yang cukup baik serta desain grafis yang menarik agar pesan tersampaikan efektif. Interaksi aktif di kolom komentar juga terlihat, dengan banyak ulasan positif seperti “Keren bu” atau “Bravo polres SUMBAWA” yang menunjukkan apresiasi masyarakat.
TINDAKAN LAPANGAN SEBAGAI DASAR AKURASI DAN KREDIBILITAS
Selain media sosial, tindakan lapangan menjadi dasar untuk memastikan akurasi informasi. Dari wawancara, Humas mengungkapkan bahwa setiap klarifikasi terhadap hoaks selalu didukung bukti — seperti membuat surat panggilan langsung kepada pembuat akun yang mengunggah informasi salah. “Kita harus cepat memberikan informasi sebenar-benarnya agar masyarakat tidak salah paham,” ungkap Humas.
Untuk meningkatkan kinerja, pihaknya juga menekankan tiga poin utama: (1) kepekaan terhadap isu di wilayah hukum Sumbawa, (2) ketepatan dalam mengolah data agar tidak ada yang dilebih-lebihkan, dan (3) ketelitian dalam setiap publikasi.
TANTANGAN DAN UPAYA PENANGANAN
Meskipun telah berupaya maksimal, Humas Polres Sumbawa menghadapi tantangan utama berupa kecepatan penyebaran hoaks dan informasi tidak akurat. Selain itu, data digital menunjukkan variasi tingkat respon masyarakat terhadap jenis konten — postingan tentang keamanan cenderung lebih populer dibandingkan kegiatan lain seperti razia lalu lintas.
Untuk mengatasi tantangan ini, pihaknya terus berusaha meningkatkan kualitas visual konten, berinteraksi lebih aktif dengan pengikut, dan mempercepat proses verifikasi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa peran sebagai “jembatan kepercayaan” bukan hanya tugas sekali, melainkan upaya berkelanjutan di era digital yang terus berkembang.
Jadi, peran Humas Polres Sumbawa sebagai “jembatan kepercayaan” informasi bukan hanya karena kecepatan menyebarkan informasi, tapi juga karena adanya analisis dan bukti yang mendukung. Hal ini membuat masyarakat lebih terbuka, berpikir kritis, dan semakin percaya terhadap pernyataan resmi Polres Sumbawa.
Humas Polres Sumbawa selalu berupaya membangun kepercayaan masyarakat di era digital. Memadukan kecepatan, akurasi, dan analisis untuk mempertahankan peran sebagai jembatan kepercayaan yang kokoh antara kepolisian dan warga Sumbawa. Dengan begitu, Humas Polres Sumbawa bukan cuma jadi “jembatan kepercayaan” tapi juga “pahlawan informasi” yang menjaga masyarakat dari bahaya hoaks.

